Musikalisasi Puisi Kepergian Ku – Aqila Anindiya
Setiap pertemuan pasti ada perpisahanCepat atau lambat pepatah ini akan terjadi pada siapapun, termasuk aku Iya.. Tentu ada air mataTentu
Setiap pertemuan pasti ada perpisahanCepat atau lambat pepatah ini akan terjadi pada siapapun, termasuk aku Iya.. Tentu ada air mataTentu
Langit ku pinjam cahaya mu, lihat lah dirikuMungil bagai minions game Mobile LegendsYang disepelekan musuh perlawanannyaYang diabaikan tim keberadaanya Judul
Penghabisan kali itu kau datangMembawa kembang berkarangMawar merah dan melati putihDarah dan SuciKau tebarkan depankuSerta pandang yang memastikan: untukmu. Lalu
Aku kira:Beginilah nanti jadinyaKau kawin, beranak dan berbahgiaSedang aku mengembara serupa Ahasveros. Dikutuk-sumpahi ErosAku merangkaki dinding butaTak satu juga pintu
Bukan kematian benar menusuk kalbuKeridlaanmu menerima segala tibaTak kutahu setinggi itu atas debuDan duka maha tuan bertakhta.
cemara menderai sampai jauhterasa hari akan jadi malamada beberapa dahan di tingkap merapuhdipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa
Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan
Rona senja telah menjinggaMembias melembut di ujung langitRinai hujan yang tersisaSejukkan jiwa basuh segala asa Oh angin senja terbangkan rasa
Puisi telah menjadi bagian penting dari ekspresi manusia sejak zaman kuno. Sejarah terciptanya puisi bisa dilihat dari berbagai perspektif, tergantung
Hari Puisi Dunia diperingati pada 21 Maret melalui resolusi UNESCO pada tahun 1999. Tujuan perayaan ini adalah untuk mempromosikan pembacaan,