Puisi Ikrar Mu Karya Cahya
Aku memilih mu tanpa raguAku meminta mu tanpa hentiDiatas meja itu tangan mu berjanjiDengan iringan suara jantung yang berdebar gebu
Aku memilih mu tanpa raguAku meminta mu tanpa hentiDiatas meja itu tangan mu berjanjiDengan iringan suara jantung yang berdebar gebu
Aku kira:Beginilah nanti jadinyaKau kawin, beranak dan berbahgiaSedang aku mengembara serupa Ahasveros. Dikutuk-sumpahi ErosAku merangkaki dinding butaTak satu juga pintu
Warna-warni pelangi menghiasi dinding hatiCerahnya mentari buatku tenangSejuknya malam memelukku dengan eratBintang di langit menari menghiburku Sejenak ketenangan itu datangAku
Ketika ufuk timur menyingsingKau tlang berklilingTertatih-tatih gerobakmu berjalanSarat oleh sayur-sayur segar Kau telusuri jalanMenawarkan dagangan muEngkau tawari setiap orangKebutuhan gizi
Kukenal seorang lelakisaat itu aku belum tahu siapa namanyabagaimana dirinyadan seperti apa sifatnyayang ku tahu dia selalu senyum jika melihat
HUJAN PERTAMAMataku terpejamRinai hujan menyentuh lembutMenembus hati, mendinginkan jiwaYang terus merasa terhalaukanOleh bayangan si dia HUJAN KEDUAKu tatap elok wajah
Kala aku mulai melangkahkan kaki kedepanKumulai dengan kaki kanan serta hias senyumanKetika aku sampai setengah perjalananAku tersentak tanpa kataSeakan gelap
aku bawakan bunga padamutapi kau bilang masihaku bawakan resahku padamutapi kau bilang hanya aku bawakan darahku padamutapi kau bilang cumaaku
Tentu kau boleh saja masukMasih ada ruang disela-sela butir darah kuTak hanya ketika rumah ku sepi Angin hanya menyentuh gordenLaba-laba
Aku mencoba mengenal misteriDiantara kehidupan dan mimpiMeski hanya dalam imajiTapi yakin ku tak pernah mati Sejenak terdengar suaraDiantara diam dan