Rima merupakan salah satu elemen penting dalam puisi yang menunjukkan pola berulang pada bunyi akhir baris-baris. Ada beberapa jenis rima yang umum digunakan dalam puisi, antara lain:
- Rima Beraturan (Perfect Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana bunyi akhir dua baris terakhir setiap bait atau stanza secara sempurna cocok. Contohnya adalah “mata” dan “lata”, “ceria” dan “terang”.
- Rima Terakhir (End Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana hanya suku kata terakhir dalam dua baris yang cocok secara bunyi. Contohnya adalah “langit” dan “tangis”, “mimpi” dan “rindu”.
- Rima Berkait (Masculine Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana suku kata terakhir pada dua baris yang berbeda cocok secara bunyi, dan suku kata sebelumnya berbeda. Contohnya adalah “santai” dan “takkan raih”.
- Rima Tunggal (Single Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana hanya ada satu baris yang memiliki rima di akhir bait atau stanza, sementara baris-baris lainnya tidak berima.
- Rima Berlipat (Multiple Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana lebih dari satu suku kata di akhir baris-baris tersebut berima. Misalnya, “bangun” dan “rencanamu”.
- Rima dalam (Internal Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana kata-kata di dalam baris berima dengan kata-kata di baris lain atau dengan kata-kata yang sama dalam baris yang sama. Contohnya adalah, “Langit cerah berseri, hatiku pun melayang terbang.”
- Rima Tumpang Tindih (Cross Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana suku kata tengah dalam satu baris berima dengan suku kata tengah di baris lain. Contohnya, “sama” dan “bukanlah”.
- Rima Tak Beraturan (Irregular Rhyme): Ini adalah jenis rima di mana pola rima dalam puisi tidak teratur dan tidak mengikuti pola tertentu.
Setiap jenis rima memberikan nuansa dan kesan yang berbeda pada puisi, dan sering digunakan oleh penyair untuk mengekspresikan ide dan emosi dengan cara yang berbeda pula.